Aktiviti akan datang!

Kejohanan Ping Pong bagi Penduduk Kampong Pelambayan kali ke-4
seterusnya...

10 MALAM TERAKHIR RAMADHAN

| AdminPelambayan

1. Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman.

“Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala urusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar” [Al-Qadar : 1-5]

Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.

“Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (iaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [Ad-Dukhan : 3-6]

2. Waktunya

Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahawa malam tersebut terjadi pada tanggal 21,23,25,27,29 dan akhir malam bulan Ramadhan.

Imam Syafi’i berkata : “Menurut pemahamanku. wallahu ‘alam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau : “Apakah kami mencarinya di malam ini?”, beliau menjawab : “Carilah di malam tersebut” [Sebagaimana dinukil Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/386]

Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda.
“Artinya : Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” [Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169]

Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, kerana riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah S.A.W bersabda.

“Artinya : Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165]

Ini menafsirkan sabdanya.
“Artinya : Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir” [Lihat Maraji' tadi]

Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada kerana perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah SAW ke luar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda.

“Artinya : Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya; mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29. 27. 25 (dan dalam riwayat lain : tujuh, sembilan dan lima)” [Hadits Riwayat Bukhari 4/232]

Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahawa malam Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan, di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum sedang hadits kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan dari pada yang umum, dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini sesuailah hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.

Kesimpulannya
Jika seorang muslim mencari malam lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir : 21, 23,25,27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25,27 dan 29. Wallahu ‘alam

3. Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar.?

Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Barang siapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” [Hadits Riwayat Bukhari 4/217 dan Muslim 759]

Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha, (dia) berkata : “Aku bertanya, “Ya Rasulullah ! Apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fu’annii“
“Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku”

Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada isterimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha.
“Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencanngkan kainnya[3] menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/233 dan Muslim 1174]

Juga dari Aisyah, (dia berkata) :

“Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya” [Hadits Riwayat Muslim 1174]

4. Tanda-Tandanya

Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu degan ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.

Dari ‘Ubay Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi” [Hadits Riwayat Muslim 762]

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.
“Artinya : Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah” [4]
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : (Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan”

Tags: , , |

NUZUL AL-QURAN 1431H

| AdminPelambayan


Selamat menyambut Nuzul Al-Quran kepada umat islam seluruh dunia khususnya kepada penduduk Kampong Pelambayan yang akan disambut pada hari Sabtu, 17 Ramadhan 1431 bersamaan 28 Ogos 2010.

”Bacalah (wahai Muhammad) dengan nama Tuhan mu yang menciptakan (sekalian makhluk), Ia menciptakan manusia dari sebuku darah beku; Bacalah, dan Tuhan mu Yang Maha Pemurah, Yang mengajar manusia melalui pena dan tulisan, Ia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-‘alaq:1-5)

Ikhas Dari
AdminPelambayan

Tags: , |

RAMADHAN 1431H

| AdminPelambayan


Selamat menyambut Ramadhan Al-Mubarak dan Selamat menunaikan ibadah puasa kepada umat islam seluruh dunia khususnya kepada penduduk Kampong Pelambayan. Semoga ibadah puasa dan amal kebajikan yang kita kerjakan dibulan penuh rahmat ini diterima oleh Allah SWT.

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap redha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu". (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Ikhas Dari
AdminPelambayan

Tags: , |

FADHILAH PUASA RAMADHAN

| AdminPelambayan

Puasa pada bulan Ramadhan difardhukan kepada setiap individu Muslim dan Muslimah yang telah ‘aqil baligh dan ketiadaan uzur syar’i. Uzur puasa seperti sakit dan dalam perjalanan (musafir) sejauh 91km. atau lebih. Orang yang uzur boleh meninggalkan puasanya. tetapi wajib mengqadhanya pada hari dan bulan yang lain.

Puasa Ramadhan adalah menjadi salah satu rukun Islam yang kelima. Pahala melakukannya tersangat besar, sebagaimana sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: “Sesiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dalam keadaan beriman dan kerana menuntutkan keredhaan Allah s.w.t., nescaya diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu.” (Rujuk: Al-Targhib II:206)

Sabda Baginda Rasulullah s.a.w.: “Setiap amalan anak Adam (manusia) itu digandakan satu kebaikan dengan sepuluh yang seumpamanya hingga kepada 700 kali ganda. Firman Allah s.w.t. (maksudnya) :” Kecuali puasa yang dikerjakan untuk Ku, maka Aku-lah yang membalasnya. Dia menahan syahwatnya dan meninggalkan makan kerana Aku” Bagi orang yang puasa itu ada dua kegembiraan, iaitu gembira ketika berbuka (atau berhari raya) dan gembira ketika menemui Tuhannya kelak. Dan, demi bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum daripada bau kasturi.” (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah).


FADHILAH PUASA-PUASA SUNNAT SEPANJANG TAHUN


1. Puasa enam hari dalam bulan Syawal

Fadhilat atau keutamaannya sangat besar sebagaimana sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: “Sesiapa berpuasa Ramadhan, kemudian diiringi dengan puasa (sunnat) enam hari dalam bulan Syawal adalah seperti puasa selama setahun.” (Riwayat Muslim)

Cara melakukannya yang terbaik (afdal) secara berturut-turut dan dimulakan pada hari kedua bulan Syawal, tetapi boleh dan sah dengan tidak berturut-turut, misalnya sehari puasa dua hari tidak, kemudian puasa lagi, asalkan genap enam hari didalam bulan Syawal. Malah sesetengah ulama mengharuskan puasa enam hari dalam bulan Syawal diniatkan berserta puasa qadha Ramadhan.

2. Puasa hari ‘Arafah (9 Zulhijjah)

Disunatkan kepada orang yang tidak melakukan ibadah haji. Fadhilatnya sangat besar sebagaimana dijelaskan menerusi hadith daripada Abi Qatadah r.a. ujurnya, Rasullullah s.a.w. telah ditanya oleh sahabat mengenai puasa hari ‘Arafah, sabdanya bermaksud: “Ia menghapuskan dosa setahun yang lalu dan tahun-tahun kemudiannya.” (Riwayatkan oleh Muslim dan al-Turmuzi)

Menerusi hadith daripada Abi Qatadah r.a. juga bahawa Rasullullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: “Puasa pada hari ‘Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun yang lalu dan tahun yang akan datanag.” (Diriwayat oleh Muslim)

3. Puasa pada bulan Muharram

Daripada Abi Hurairah r.a. katanya, telah bersabda Rasullullah s.a.w. yang maksudnya: “Seafdal-afdal puasa selepas Ramadhan ialah puasa pada bulan Allah iaitu bulan Muharram dan seafdal-afdal solat selepas solat fardhu ialah solat malam.” (Riwayat Muslim)

Daripada Ibu ‘Abbas r.a. katanya, telah bersabda Rasullullah s.a.w. maksudnya: “Sesiapa berpuasa pada hari ‘Arafah nescaya terhapus dosanya dua tahun dan sesiapa berpuasa satu hari daripada bulan Muharram maka untuknya setiap sehari (mendapat pahala) 30 hari.” (Dikeluarkan oleh al-Tabrani)

4. Puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram)

Daripada Abi Qatadah r.a. bahawasanya Rasullullah s.a.w. telah ditanya mengenai puasa hari ‘Asyura (yakni hari ke-10 bulan Muharram) maka sabda Baginda s.a.w. yang bermaksud: “Ia akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (Riwayat Muslim)

5. Puasa hari Tasu’a (Tanggal 9 Muharram)

Ia disunatkan, namun Rasullullah s.a.w. belum sempat mengerjakannya, bagaimanapun Baginda s.a.w. bersabda maksudnya: “Sesungguhnya jika aku hidup pada tahun hadapan, aku akan berpuasa pada 9 Muharra,.” (Riwayat Ahmad dan Muslim)

PERINGATAN

Puasa sunnat pada hari ke-10 Muharram hendaklah digabungkan dengan hari sebelumnya iaitu pada hari ke-9 atau dengan hari selepasnya (yakni hari ke-11) dan lebih baik lagi dikerjakan tiga hari berturut-turut iaitu ke-9,ke-10 dan ke-11. Jika ditunggalkan 10 Muharram sahaja maka hukumnya makruh kerana menyerupai amalan orang Yahudi.

Sabda Nabi Muhammad s.a.w yang bermaksud: “Berpuasalah pada hari ‘Asyura (10 Muharram) dan jangalah menyamai perbuatan orang Yahudi; oleh itu berpuasalah sehari sebelum dan sehari sesudahnya.” (Riwayat Imam Ahmad)

6. Puasa bulan Sya’aban

Daripada Usamah bin Zaid r.a. katanya, aku berkata: “Wahai Rasullullah, tidak saya lihat tuan hamba berpuasa satu bulan daripada bulan-bulan (dalam setahun selain Ramadhan) seperti tuan berpuasa pada bulan Sya’aban.” Sabda Rasullullah s.a.w.: “Bulan ini (yakni bulan Sya’aban) ialah bulan yang manusia lalai padanya antara Rajab dan Ramadhan, pada hal ia (yakni bulan Sya’aban) adalah bulan diangkat amalan kepada Tuhan seru sekelian alam, maka aku suka amalanku diangkat dan aku berpuasa.” (Riwayat al-Nasai)

Ummu Salamah r.a. pula berkata: “Tidak pernah aku lihat Rasullullah s.a.w. berpuasa dua bulan berturut-turut melainkan pada bulan Sya’aban dan Ramadhan.” (Riwayat al-Turmuzi)

7. Puasa pada hari Isnin dan Khamis

Daripada Abi Hurairah r.a. daripada Rasullullah s.a.w. sabdanya: “Diperlihatkan (kehadrat Allah s.w.t.) segala amalan itu pada hari Isnin dan Khamis, justeru saya suka ketika diperlihatkan amalan-amalanku itu sedang aku berpuasa.” (Riwayat al-Turmuzi)

Menurut riwayat Muslim diterima daripada Abu Qatadah, pernah ditanyakan kepada Rasullullah sa.w. tentang puasa pada hari Isnin, maka Baginda s.a.w. menjawab dengan sabdanya yang bermaksud: Itulah hari yang padanya aku dilahirkan, padanya aku dibangkitkan menajdi Rasul dan padanya Al-Quran diturunkan kepadaku.” (Subul al-Salam)

8. Puasa hari Rabu, Khamis dan Jumaat

Daripada ‘Ubaid bin Muslim al-Qurasyi daripada bapanya r.a. ujurnya, aku bertanya atau ditanya oleh Baginda Rasullullah s.a.w. mengenai puasa dahar (sepanjang tahun), maka Baginda Rasullullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: Tidak (maksudnya tidak dibenarkan puasa tersebut), kerana sesungguhnya untuk keluargamu atas dirimu ada hak. Oleh itu berpuasalah pada bulan Ramadhan dan yang mengikutinya (enam hari dalam bulan Syawal), dan pada setiap hari Rabu dan Khamis, maka anda sungguh telah (mendapat pahala) puasa sepanjang tahun dan anda juga telah berbuka.” (Riwayat Abu Dawud, al-Nasai dan al-Turmuzi)

Daripada Anas bin Malik r.a. bahawa beliau telah mendengar Rasullullah s.a.w. bersabda bermaksud: Sesiapa berpuasa pada hari Rabu, Khamis dan Jumaat, nescaya Allah s.w.t. membina untuknya sebuah istana disyurga daripada permata, yaqut dan zabarzad dan dicatat baginya bebas dari api neraka>” (Riwayat al-Tabrani)

Menerusi riwayat daripada Ibnu Umar r.a., Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang bermaksud: “Sesiapa berpuasa pada hari Rabu, Khamis dan Jumaat, kemudian bersedekah pada hari Jumaat sedikit atau banyak, nescaya diampunkan semua dosanya hingga menjadi seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya, bersih daripada segala dosa.” (Dikeluarkan oleh al-Tabrani)

9. Puasa pada hari Putih (13,14 dan 15 bulan Islam)

Diriwayatkan daripada Jarir r.a. daripada Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: “Berpuasa tiga hari pada setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun iaitu puasa pada hari-hari putih – pada hari 13,14 dan 15 (bulan Qamariyah).” (Riwayat al-Nasai dengan sanad yang sohih)

10. Puasa tiga hari pada setiap bulan

Diriwayatkan oleh Muslim daripada Abi Qatadah, bahawasanya Baginda Rasullullah s.a.w. bersabda maksudnya: “Puasa tiga hari pada setiap bulan, Ramadhan ke Ramadhan itulah puasa sepanjang masa.”

Mengenai berpuasa tiga hari pada setiap bulan, ada beberapa pendapat Ulama. Antaranya dikatakan puasa tiga hari itu ialah puasa pada 13,14 dan 15. Inilah pendapat kebanyakkan Ulama, antara lain Umar, Ibnu Mas’ud, Abu Zar, al-Syafi’i, Abu Hanifah, Ahmad dan Ishaq.

Sementara al-Nakha’i berpendapat ialah puasa tiga hari pada akhir bulan.

11. Puasa selang-seli (sehari puasa sehari tidak)

Hadith daripada Abdullah bin ‘Amru ibnu al-’As r.a. bahawasanya Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang bermaksud: “Telah sampai berita kepadaku bahawa anda berpuasa pada waktu siang dan berjaga (kerana beribadah) waktu malam. Jangan buat demikian kerana untuk jasadmu atas dirimu ada habuan, untuk matamu atas dirimu ada habuan dan untuk isterimu ada habuan. Puasalah dan berbukalah. Puasa tiga hari pada setiap bulan, maka dengan demikian anda mendapat pahala sepanjang tahun.” Aku berkata: ” Wahai Rasullullah, aku mempunyai kekuatan (keupayaan untuk berpuasa). Sabda Baginda Rasullullah s.a.w. “Maka berpuasalah puasa NabiDaud a.s. iaitu berpuasalah sehari dan berbuka sehari.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Daripada Abdullah bin ‘Amru ibnu al’As katanya, telah bersabda Rasullullah sa.w. bermaksud: “Puasa yang paling disukai oleh Allah s.w.t. ialah puasa Nabi Daud dan solat yang paling disukai Allah s.w.t. ialah solat Nabi Daud, baginda tidur separuh malam dan bangun beribadah sepertiga malam dan tidur seperempat malam dan baginda berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Tags: , |